Jumat, 11 Januari 2019

“MOVE ON” NKRI

Oleh : Rico Febriansyah {Pengharap ridho ilahi}
Penghujung tahun 2018 lalu seakan ditutup dengan menangisnya kembali bumi pertiwi ini. belum usai duka yang terjadi di Lombok dan Palu, Indonesia kembali berduka. Tepat di hari Sabtu, 22 Desember 2018, Banten berduka dilanda Tsunami dan Lampung berduka karena Erupsi anak krakatau. Tidak sedikit yang menjadi korban atas peristiwa ini dan bumi Banten dan Lampung porak poranda seketika seperti butiran debu. Hal ini mengingatkan kita akan Firman Sang Maha Kuasa yang berbunyi “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia". (QS Yasin ayat 82).
Bencana yang memberikan duka kepada bumi pertiwi ini seakan mengingatkan kita bahwa sebetulnya dunia ini hanya sebuah robot di bawah kendali Allah SWT. Allah SWT dapat mengerakkan apa yang dia inginkan. Jikalau pengendali robot marah terhadap orang lain maka si pengendali dapat menggerakkannya kepada hal yang dapat memberikan kepedihan bagi orang yang dibencinya. Duka yang terjadi di negeri ini memberikan gambaran bahwa alam ini seakan memberikan ilustrasi bahwa manusia sudah haus dengan nikmatnya dunia yang sebenarnya tidak pernah memberikan kepuasan.
Apakah dengan duka ini dapat membuat negeri ini belajar dan menjadi negeri yang jaya?. Jawabannya ada pada diri setiap individu. Negeri yang dibangun atas dasar konstitusi ini memiliki segudang memori dalam penjelajahan menapaki kemerdekaan dari tangan penjajahan. Bagaimana tidak, kita ketahui bahwa negeri ini direbut dengan dasar perjuangan dari kejamnya masa penjajahan. Jika kita dapat belajar dari sebuah masa lalu maka kita dapat memetik sebuah hikmah bahwa negeri yang sedang terancam akan menimbulkan semangat berjuang dalam meraih kejayaan.
Sedikit mengigat beberapa pesan dari perjuangan bangsa, bahwa The Founding Father kita menginginkan negeri ini menjadi bangsa yang bersatu dalam wadah yang disebut negara, tidak heran perdebatan yang panjang di forum saat ingin membentuk konsep negara ini tidaklah muda beberapa ada yang mengusulkan bentu negara federal, sosialis, dll. Tetapi yang terpilih adalah bentuk negara kesatuan (union). Ketika negeri ini sudah bertitah kesatuan tidak ada lagi kata yang tepat untuk berjuang secara bersama-sama bukan individualistik. Musibah yang sekarang terjadi di banten dan lampung merupakan duka kitas semua di negara yang satu yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tangisan mereka adalah tangisan kita dan kepedihan mereka adalah kepedihan mereka. Maka pilihan untuk “Move On” merupakan pekikan untuk seluruh bangsa negeri ini. karena dengan ‘Move On” negeri ini dapat melangkah kembali ke masa depan sehingga bagian dari kesatuan ini yang sedang terkena musibah dapat hidup kembali di bawah naungan one nation yaitu NKRI.
Ketika bagian dari negeri ini yaitu banten dan lampung sedang terancam dengan banyaknya dampak kerusakan yang membuat kesusahan pada manusianya. Maka negeri ini mempunyai pilihan untuk “Move On” dengan kembali berjuang menuju kejayaan. Karena dengan sebuah tantangan melalui sebuah ujian ini dapat membuat bangsa ini menjadi kuat karena timbul rasa keprihatinan dari seluruh lapisan bangsa dari sabang sampai merauke yang memicu semangat untuk bersatu dalam membangun kembali negeri ini terkhusus di daerah yang terkena bencana. Dari sabang sampai merauke memberikan kepedulian dengan langsung turun kejalan-kejalan untuk menggalang dana di daerah-daerahnya masing-masing bahkan tidak sedikit mereka yang langsung ke daerah musibah untuk memberikan bantuan. Hal ini menunjukkan bahwa luarbiasanya persatuan bangsa ini.
Persatuan yang terlihat karena adanya saluran yaitu bencana inilah seharusnya tetap harus ada sepanjang waktu karena dengan persatuan negeri ini dapat terbentuk menjadi objek yang utuh sebagai nation state. Bukankah kita tahu bahwa negara bangsa (nation state) ini adalah negara yang memiliki pluralitas dalam kehidupannya. Pluralitas ini dapat terjamin utuh jika ada rasa persatuan yang sudah tercermin di dalam Pancasila dapat hidup abadi sampai negeri ini runtuh akibat kehendak Illahi. Bukanlah waktu terlambat untuk kita bisa “Move On”. Selagi bumi ini masih ada dan memberikan kehidupan bagi umat maka selama itulah kata “Move On” untuk negeri ini dapat terealisir di tengah arus deras era globalisasi dan referomasi yang terus berjalan ini.
Maka tidak ada pilihan yang terbaik selain “Move On” untuk kembali membawa banten dan lampung serta daerah-daerah lainnya untuk memberikan kejayaan bagi negeri. Berjuang dengan bersatu akan lebih mudah dalam membawa bangsa ini menuju kepada reformasi yang berkesejahteraan demi terciptanya negeri “Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur” yaitu negeri yang indah dan subur alamnya, dengan penduduk yang selalu bersyukur atas nikmat yang mereka terima. Semoga dengan adanya musibah di bumi pertiwi ini dapat memberikan pelajaran dan hikmah yang dalam bagi terbentuknya persatuan umat di tengah-tengah arus panas politik di negeri ini yang kian mengerus rasa persatuan dan menimbulkan kebencian di tengah-tengah negara bangsa yaitu NKRI. Semoga di awal tahun 2019 ini Indonesia menjadi negara yang kuat, baik dari segi persatuan untuk pembangunan umat di seluruh pelosok negeri.

Musibah membawa Hikmah, “Move On” NKRI...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya” (HR At-Tirmidzi no 1162).

Komentarnya yang Sopan ya SOBAT...
Berdiskusi bisa melalui :
IG : rico.febriansyaah

Polemik Kesetaraan Gender dan Munculnya Kekerasan Berbasis Gender

Media Literasi Rico/Foto Kampanye Anti Kekerasan Gender Penulis : Rico Febriansyah/Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Kekerasan berbasi...

Tulisan Yang Terpopuler