Rabu, 18 September 2019

“BODOH” ATAU “PINTAR” BUKAN UKURAN KESUKSESAN


Pernah mendengar kata yang sangat enteng diucapkan oleh Makhluk di planet bumi yaitu "Bodoh" dan "Pintar". Ya, dua kata ini sering sekali kita temuin di kehidupan kita sehari-hari, tidak tahu darimana kata ini berasal sehingga sangat dikenal oleh manusia di seluruh belahan dunia. Jika merujuk di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Bodoh artinya tidak mudah tahu atau tidak memiliki pengetahuan, sedangkan pintar artinya pandai, cakap, ataupun banyak akal. Oleh sebab itu, kali ini saya akan membahas tentang korelasi Bodoh dan Pintar dalam mencapai kesuksesan sobat....
Sangat Powerfulnya kata Bodoh dan Pintar dalam kehidupan kita, sehingga kata inipun sangat banyak ditemuin di dunia pendidikan yang notabene berisi calon-calon para intelektual. Miris bukan!!!!, kata ini sering digunakan untuk menghakimi mereka yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi dan kemampuan intelektual yang rendah.

Padahal kita tahu, bahwa pada mulanya kita diciptakan oleh Allah SWT itu sama dengan kemampuan berpikir yaitu diberinya akal. Sehingga, porsi kesuksesan itupun sama dimiliki oleh setiap manusia, sehingga sangatlah tidak tepat jika kita memberikan justifikasi bahwa orang yang dianggap pintar pasti hidupnya akan sukses, sebaliknya orang bodoh pasti hidupnya akan melarat. Padahal, Kesuksesan dalam hal mencapai cita-cita dalam kehidupan dunia itu bukanlah takdir yang tidak bisa kita rubah. Tentunya kita sering mendengar istilah qadha dan qadarnya Allah SWT, bahwa segala sesuatu itu terjadi atas Izin dan ketetapan Allah SWT kecuali ketetapan yang sudah diberikan dari sejak kita lahir seperti, menjadi laki-laki atau perempuan. Sehingga, kembali lagi bagaimana kita berikhtiar untuk mencapai kesuksesan yang belum ditetapkan itu salah satunya mencapai cita-cita.
Kita sering memandang remeh orang yang memiliki keterbatasan fisik yang padahal mungkin dia dapat mencapai kesuksesan lebih daripada kita yang menganggap diri kita sudah sempurna, ataupun kita sering menghakimi mereka yang kita anggap bodoh padahal boleh jadi nantinya mereka yang kita anggap bodoh lebih sukses daripada kita yang menganggap diri kita pintar. Padahal sifat menganggap diri lebih baik dari orang lain merupakan manifestasi sifat sombong yang sangat dibenci Allah SWT. “Sesungguhnya Dia (Allah SWT) tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)

Kalau kita memakai teori multiple intelligence yang dicetuskan oleh Howard Gardner, mereka yang memiliki keterbatasan fisik (sekolah di SLB), SLB itu sekolah luar biasa ya Sobat..., bukan sekolah latihan bola hehehe, ataupun mereka yang tidak pintar di bidang ilmu pengetahuan tertentu tidak dapat dikategorikan sebagai orang bodoh. Gardner mengatakan bahwa manusia mempunyai delapan bidang kecerdasan (mungkin lebih banyak lagi, hanya saja belum terdefinisikan), yaitu kecerdasan linguistic, logical - mathematical, spatial (visualisasi ruang) , dan body kinesthetic, musical, interpersonal, dan naturalist. Mereka yang mempunyai keterampilan tangan seperti yang di SLB/C bisa dikategorikan sebagai orang yang mempunyai kecerdasan body kinesthetic tinggi karena terlatih menggunakan tangan, jari, atau lengan untuk memproduksi sesuatu. Kata yang tepat untuk ini, bahwa di balik kekurangan pasti ada kelebihan sobat..., "So, Don't judge someone with bad things."
Kalian pasti sering mendengar, kisah seorang anak yang dicap bodoh oleh sekolahnya dan dianggap tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah sehingga dikeluarkan dari sekolah. Pada akhirnya mereka berikhtiar sendiri dan dapat menemukan sesuatu yang sangat berguna bagi kehidupan dunia sampai saat ini. Ya, Thomas Alfa Edison, ilmuwan penemu lampu pijar. Atau ada lagi Bill Gates, seorang penemu miscrosoft. Dimana karya mereka, sampai saat ini masih dipakai oleh masyarakat dunia sobat. Demikian juga yang terjadi pada Nick Vujicic, seorang pria yang terlahir tanpa tangan dan kaki, beberapa kali dalam hidupnya ia merasa putus asa, depresi, dan bahkan ingin mengakhiri hidup, akan tetapi ia kini justru menjadi motivator ternama, menikahi seorang wanita cantik dan memiliki anak yang sehat. Luar biasa bukan sobat....

Intinya, Allah SWT itu maha adil, ketika Allah memberikan kita kekurangan, maka bisa dipastikan di saat yang bersamaan Ia pun menganugerahkan kita kelebihan. Sayangnya, pada beberapa orang, mereka lebih berfokus pada kekurangan yang ada, kemudian melahirkan keluhan demi keluhan yang pada ujungnya membawa kesengsaraan yang lebih dalam. Akan tetapi hal ini berbeda jika dialami oleh seseorang yang tetap mampu bersyukur dengan kekurangan yang dimilikinya, lambat laun ia akan menemukan kelebihan yang Allah beri pada dirinya, karena ia tak menghabiskan hari hanya untuk mengeluh. Maka, pelajaran yang dapat dipetik, bahwa pada hakikatnya tidak ada orang bodoh atau pintar. Begitupun dalam mencapai kesuksesan, tidak ada yang dibedakan oleh Allah SWT, semuanya diberi porsi yang sama dalam mencapai kesuksesan itu sobat. Tinggal bagaimana kita Berusaha dan jangan lupa untuk Berdo'a kemudian bertawakal kepada Allah SWT. Kata-kata mutiara dari saya, hehehe. "Kebodohan itu hanya layak disandang untuk mereka yang tidak mau berusaha dan belajar”.

18-09-2019
RICO, PLG©
 IG: rico.febriansyaah

Senin, 16 September 2019

REALITAS SOSIAL

Hari ini, aku bercerita tentang bullysitivitas kekuasaan. Ya, aku lihat seorang ibu tua tertatih-tatih membawa dagangannya, kemudian berlanjut melihat beberapa anak-anak berlalu-lalang menjual koran serta orang dengan keterbatasan fisik meminta-minta. Aku memang harus lebih bersyukur dengan keadaan, tapi aku tidak bisa membohongi diri yang sangat peka terhadap kondisi sosial. Termenung sesaat sampai hati rasanya sesak ketika melihat kesenjangan sosial yang tidak pernah usai di negeri tercinta. Imajinasiku bermain, aku ceritakan kepada temanku yang saat itu bersamaku. "Jika aku menjadi seorang wakil rakyat, aku akan malu dengan jabatan yang aku sandang, Jika aku berada di pemerintahan aku akan merasa bagai debu yang hanya menjadi kotoran negeri tanpa peduli dan pergi untuk menghilang tertiup angin".
Aku juga bertanya-tanya, Mungkinkah negeri ini berada di atas penderitaan bangsa sendiri...

Jika, aku dibolehkan bertanya...
Aku ingin tahu tentang beberapa hal,
Apakah negeri ini miskin?
Kemudian pikirku,
Tetapi, mengapa Belanda dan Jepang ingin menjanjah negeri ini.
Tambahku,
Apakah memang negeri hanya bergerak untuk menyelesaikan permasalahan yang tampak di permukaan?
Lirihku,
Pantas bonus untuk atlet itu besar-besaran. Yang padahal jika sadar, uang untuk satu orang itu bisa menghidupkan 1 juta lebih penduduk.
Tapi, Tanyaku kembali.
Mengapa untuk mengeluarkan uang 1 juta untuk para orang fakir miskin itu sulitnya minta ampun?
Padahal jika satu orang miskin diberi uang 5 juta untuk membuka usaha dan mengembangkannya, saya rasa akan lebih sedikit mereka yang tidak bersekolah dan pengangguran daripada kita hanya memakmurkan satu orang kemudian mengorbankan bangsa lain. "Dimana, letak keadilan sosial itu" tanyaku.

Tinggal lagi kembali kepada negeri kita,
Apakah tujuan negeri ini hanya untuk memakmurkan satu orang atau seluruh orang bangsa Indonesia?
Saya Berdo'a semoga, Apa yang dijunjung di dalam sila ke-2 dan ke-5 dapat tercapai.
Apa?
Kemanusiaan yang adil dan beradab dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Memang terkadang logika di atas (Pemerintah) tak sejalan logika di bawah (Rakyat) , logika kebenaran bertolak belakang dengan logika realita.
Pelajaran berharga yang aku dapatkan lahir dari kepedulian. "Orang yang berpikir tentang bangsa itu banyak, tapi orang yang berpikir jujur tentang bangsa itu sedikit".

Episode 1 : Negeri
16-09-2019
RICO, PLG©

IG : rico.febriansyaah

Polemik Kesetaraan Gender dan Munculnya Kekerasan Berbasis Gender

Media Literasi Rico/Foto Kampanye Anti Kekerasan Gender Penulis : Rico Febriansyah/Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Kekerasan berbasi...

Tulisan Yang Terpopuler